CAMPERSID.com ~ Bali tidak melulu tentang pantai Kuta , Sanur , Ubud, Bedugul atau Kintamani, belum lengkap rasanya kalau kamu belum pernah ke tempat ini, yuk kita jalan-jalan wisata religi ke Pulau Menjangan yang terletak di Bali Barat.

Kita akan menuju ke sebuah pulau kecil yang indah, belum terjamah dan tidak berpenghuni di bagian barat pulau Bali yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Buleleng. Terletak kurang lebih 60km dari Pantai Lovina, banyak akses menuju ke lokasi ini, bisa dari Kota Denpasar lewat Bedugul, Kecamatan Pupuan atau Jalan Raya Gilimanuk. Atau bisa juga melalui Pelabuhan Banyuwedang bersebelahan dengan Mimpi resort.

Baca juga : Pura Agung Besakih Bali, Tarif dan Tiket Baru Kendaraan Listrik

Baca juga : 18 Hal Pertama yang Perlu Kamu Tahu Sebelum Liburan Ke Bali

 

Perjalanan Menuju Wisata Religi Pulau Menjangan

Sekarang saya akan membahas melalui jalan Bedugul yang melewati desa Wanagiri di kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng. Desa Wanagiri sekarang ini menjadi destinasi wisata alam yang Instagramable yang pertama kali booming di media sosial pada tahun 2017 lalu.

Banyak dikunjungi wisatawan karena terkenal dengan panoramanya yang indah dengan latar belakang dataran tinggi pegunungan, pepohonan hijau dan juga pemandangan danau yang memukau.

Ada banyak spot foto untuk pengunjung dan warung makan di sepanjang jalan sambil menikmati pemandangan yang sangat indah. Cuaca di sekitar sini dingin dan sejuk. Selain pemandangan danau, Wanagiri juga dikenal dengan keindahan air terjun alaminya. Salah satunya adalah air terjun ini, Banyuwana Amerta.

Di gubuk-gubuk pinggir jalan di Wanagiri, kamu bisa melihat kerumunan wisatawan yang sedang bersantai dan menikmati pemandangan. Melalui desa Wanagiri kita sampai di kota Seririt di Kabupaten Buleleng yang berada di puncak sangat sejuknya udara, melalui desa Goblek. Jalan menuju desa ini cukup kecil dan berkelok-kelok, dengan nuansa desa yang asri dan banyak pepohonan hijau.

Di wilayah Desa Goblek terdapat lahan subur untuk perkebunan yang kegiatan utamanya adalah pertanian dan juga hortikultura seperti Bunga Hortensia juga dikenal dengan nama kembang bokor, cengkeh dan kol. Selain itu pula sebuah desa zaman Bali kuno yang diperkirakan sudah ada sejak tahun 785 Masehi. Desa Siddhatapa juga masih sangat tertarik dengan budaya dan tradisi. Desa Siddhatapa juga telah melestarikan budaya dan tradisi leluhurnya dengan sangat baik.

Disepanjang jalan, kamu akan sering melihat acara desa adat. Ada juga bangunan rumah adat tua dan langka di desa itu, yaitu Bali Gajah Tumpang Salu. Kecamatan Seririt  di Kabupaten Buleleng, menempuh jarak 2 jam dari kota denpasar. Di kawasan perbukitan dan dekat dengan pantai di kecamatan Gerogak, kamu juga akan  melewati beberapa situs candi di Gerogak yang sering dikunjungi umat Hindu untuk berwisata religi.

 

Pelabuhan Bangsal Sumberkima

Menjadi pelabuhan penyebrangan ke pulau menjangan melalui kecamatan Gerogak. Selain pelabuhan ini, ada pelabuhan lain di sini yang berfungsi sebagai tempat transit jika ingin wisata religi ke Pulau Menjangan.

Jam 5 sore biasanya air laut surut. Perjalanan menggunakan  perahu dengan kapasitas 10 orang untuk wisata religi ke Pulau Menjangan memakan waktu kurang lebih 30 menit dan biaya keberangkatan kurang lebih 800.000 rupiah. Kamu bisa melihat bukit-bukit di kawasan Buleleng serta pemndangan gunung Merapi.

Karena tempatnya yang cukup dekat dengan Pulau Jawa. Di tengah laut juga terdapat keramba budidaya ikan kerapu milik warga. Pulau Menjangan terkenal dengan taman bawah lautnya yang indah. Wisatawan atau pengunjung pulau ini biasanya melakukan kegiatan seperti snorkeling, diving, piknik, berkemah dan juga wisata Religi religi

Saat ini kita akan melakukan wisata religi menikmati keindahan dan ketenangan Pulau Menjangan. Untuk mengunjungi pura di pulau ini, perahu akan bersandar di sisi timur dermaga. Untuk Wisatawan yang ingin menikmati aktivitas bawah air akan dibawa dengan perahu ke dermaga Kantor Pengelola Pulau Menjangan yang di sisi sebelah  barat.

 

Dermaga pulau menjangan

Sumber : Canva

 

Pulau Menjangan adalah tempat terbaik untuk menyelam di Bali karena dikelilingi oleh pemandangan bawah laut yang indah , Terumbu karang dengan formasi dan bentuk yang berbeda. Air lautnya juga berwarna biru muda dengan semburat hijau karena banyaknya plankton yang tumbuh subur.

Banyak terumbu karang alami yang menjadi rumah bagi ikan berwarna-warni. Ada beberapa tempat menyelam di Pulau Menjangan dengan pemandangan alam bawah laut yang menakjubkan. Ada juga tempat menyelam laut di dekat area Pura.

Banyaknya hewan Menjangan atau Kijang dalam bahasa Bali, sehingga menjadikan nama pulau ini mendapat sebutan Pulau Menjangan, di pulau dengan  luas 19.002,89 hektar. Biasanya banyak rusa  bersantai dan minum di  pantai. Perahu ke dermaga ke dermaga yang  sangat dekat dengan Pura.

 

Sejarah Pulau Menjangan

Ada kisah atau cerita di balik berdirinya pura ini di Pulau Menjangan. Semua berawal dari perjalanan Hyang Sidhi Mantra yang melakukan perjalanan dari Jawa ke Bali hingga dibangunnya Pura Segara Giri Kencana di Pulau Menjangan sebagai tempat pemujaan beliau.

Dari sini konon beliau menorehkan tongkatnya untuk memisahkan pulau Bali dan Jawa, mulai dari Pura Segara Rupek hingga pesisir Segara Giri Dharma Kencana agar anaknya Bang Manik Angkeran tidak kembali ke Jawa dan menetap di Bali. Oleh karena itu dibangunlah pura bernama Pura Segara Giri Dharma Kencana (Segara = Laut, Giri = Bumi, Dharma = Kebenaran, Kencana = garis), yang artinya pura penting karena terletak di wilayah kebenaran .

Yuk kita lanjut, meskipun hanya sesekali dikunjungi pengunjung, pulau tak berpenghuni ini memiliki peraturan-peraturan yang yang harus di patuhi untuk memastikan kebersihan dan kelestarian kawasan Pulau Menjangan.

 

Urutan Wisata Religi di Pulau Menjangan

Kurang lebih 30 meter dari Darmaga, kita pertama kali berdoa di Pelinggih Lebuh. Menjangan atau rusa disini biasanya memakan sisa-sisa pengunjung, seperti daun dan bunga, yang sudah digunakan sebagai alat sembahyang. Setelah berdoa di dekat dermaga, lanjut lagi ke pura berikutnya. Bagi umat hindu , disarankan membawa 10 pejati, canang dan dupa yang cukup untuk sembahyang karena di sini banyak kompleks Pura.

Pura Taman Beji 

Ini adalah pura pertama , Pura ini memiliki wantilan di luar untuk mereka yang ingin istirahat sejenak sebelum sembahyang. Dan wantilan kecil di dalam, biasanya digunakan untuk mengatur atau menyipakan banten. Pura ini dipercaya sebagai tempat berstana nya Ida Betari Duayu Taman.

Pasraman Agung Kebo Iwa Atau Hyang Brahma Ireng

Disini menjadi tempat pemujaan untuk Patih Kebo Iwa,  adalah seorang patih yang sakti mandraguna dari kerajaan Bedahulu, salah satu kerajaan yang tidak mau tunduk pada Majapahit.

Panglima perang yang disegani kerajaan di Bali itu memiliki  kehebatan dan kesaktian setara Patih Gajah Mada. Di sini orang menerima anugrah Abu ireng (pengganti bija / beras ) yang di letakkan di kening. Untuk ke pura selanjutnya melewati pagar kayu yang membatasi  kawanan rusa masuk ke areal pura, 

Pagoda Agung Dewi Kwam Im 

Banyak pura penting di Bali memiliki plinggih klenteng ini menunjukkan budaya masa lalu yang berkembang dengan baik. Di dalam pagoda terdapat beberapa patung dewi Kwam Im yang juga dikenal sebagai dewi kekayaan atau kemakmuran.

Untuk menghormati tempat ini, oleh Jro Mangku ini hanya membutuhkan dupa dalam jumlah yang berjumlah ganjil, tidak boleh menggunakan daging termasuk telur, hanya buah-buahan, bunga, dan wewangian.

Pendopo Ida Batara Lingsir Dalem Gajah Mada ( Hyang Wisnu Murti)

Suasana peribadatan semakin kental dengan sentuhan Jawa diantaranya pintu kayu yang merupakan dekorasi seni joglo dan juga terdapat pelinggih berupa patung Gajah Mada.

Di pelataran pendopo terdapat patung kuda berdiri, termasuk pelinggih berupa patung Gajah Mada dengan kain merah putih di sekeliling kepalanya. Usai sembahyang, setiap pemedek menerima benang tridatu yang diikatkan di tangan kanan.

Pura Shang Hyang Siwa Pasupati

Megah dan indah penampilannya yang di dominasi warna putih, pura ini memiliki arsitektur Bali dan dekorasi artistik seperti padmasana pelinggih sangat istimewa. Pura ini dipercaya sebagai tempat tinggal Hyang Pasupati.

Pelinggi Ida Petara Lingsir Watu Renggong

Tempat pemujaan pura dalem Erlangga dan Waturenggong. Tentunya pura ini berkaitan dengan sejarah seorang raja Bali yaitu Dalam Waturenggong yang memerintah Gelgel pada tahun 1460 sampai 1550.

Dan saat itu, Bali Dwipa menikmati masa keemasannya karena kemampuannya mengelola pemerintahan dan aparat penegak hukum. Setelah selesai, kamu akan menerima bija (beras) berwarna kuning.

Pelinggi Sang Hyang Ganesha

Pura itu diyakini sebagai berstananya Dewa Ganesha. Patung Ganesha berdiri megah di tepi laut. Proses sembahyang disini sedikit berbeda dan sudah ada petunjuk tata caranya.

Penyembahyangan di mulai dari belakang pelinggih yang menghadap ke laut, setelah di percikkan air suci dan bija (beras) untun do taruh di kening, kemudian menuju depan arca ganesha untuk melakukan pemujaan dengan cara mencium kaki patung Ganesha.

Pelinggih Ida Dewi Parvati

Dewi Parvati diyakini sebagai salah satu Dewi yang menyandang status tinggi dalam agama Hindu. Dewi Parwati adalah istri atau sakti dari Dewa Pelebur, yaitu Dewa Siwa, dan reinkarnasi dari Dewi Durga. Di dalam candi terdapat patung Dewi Parvati yang membawa seruling.

Pelinggih Kanjeng Ratu Kidul ( Dewi Samudera)

Nuansa hijau menghiasi tempat ibadah ini. Kanjeng Ratu Kidul dikenal sebagai penguasa Laut Selatan. Ia dipuja oleh masyarakat yang tinggal di pesisir selatan pulau Jawa, termasuk Bali. Ada tata cara berdoa yang dilakukan di tempat ibadah ini.

Di kompleks Pura Menjangan juga terdapat arca Sang Hyang Semar atau Eyang Sabdo Palon yang dikenal sebagai guru besar di tanah Jawa. Linggam Buana Segara Bumi Pelinggih dengan posisi paling atas naik ke puncak. Tempat pemujaan ini dipercaya memuja Sang Yang Embang dan Sang Yang Suwung.

Arti dari embang adalah pemulihan total dan suwung artinya kosong. Kekosongan dan keheningan pikiran diharapkan menghubungkan pikiran dengan Sang Pencipta.

Ki Dukuh Sakti 

Yang berlokasi berada di dekat Pelinggi Sangyang Ganesha dan menjadi simbol Pulau Menjangan. Dinamakan Pura Segara giri Dharma Kencana, pura ini dihiasi patung Ganesha yang menghadap ke laut lepas, yang dipercaya dapat menjaga perairan Bali agar tetap aman dan asri.

Saat ini, batu karang di bawah arca Sang Hyang Ganesha sudah mulai menipis. Berada di 5 meter di atas permukaan laut, tekstur batuannya sudah berbentuk cekungan.

Semoga Pulau dan Pura Menjangan tetap aman selalu. Pulau Menjangan merupakan tempat yang disakralkan karena kawasan Pulau Menjangan merupakan kawasan bagi umat Buddha Siwa.

 

Aturan Pemerintah

Di pulau menjangan terdapat pura-pura kuno yang sakral dan luhur, dan perlindungan tempat suci ini diatur dalam Pasal 50 Peraturan Daerah RT RW Provinsi Bali dan Pasal 71 Peraturan Daerah RT RW Kabupaten Buleleng.

Terletak di Pulau Menjangan, Pura ini dikhususkan untuk pemujaan leluhur, terutama bagi beberapa orang yang memiliki ikatan dengan kerajaan besar abad ke-14 yaitu Kerajaan Majapahit.

Pembangunan candi ini dimulai secara bertahap pada tahun 1999 dan selesai pada tahun 2006. Di sebelah selatan ada dua arca tokoh suci yang menghadap ke laut.

Gambaran pantai Pulau Menjangan sebagian besar berbatu. Karena pulau ini terjadi karena adanya peninggian dasar laut berupa batu kapur dan koral. Pantai di pulau ini juga berpasir putih karena terdiri dari potongan-potongan karang yang sudah berubah menjadi pasir.

Ada banyak pohon di tepi pulau ini yang tumbuh subur, meski jarang hujan. Air laut terlihat sangat jernih dan juga bersih pagi hari.

Baca juga : 7 Tempat Wisata Epik di Lombok Indonesia

Baca juga : 14 Film Perjalanan Terbaik yang Akan Menginspirasi Jiwa Berkelana Anda

 

Gili Putih Sumber Kima

Adalah pulau eksotis di Bali utara surga lain di pulau dewata. Biasanya digunakan sebagai tempat pemberhentian saat menyeberang ke Pulau Menjangan.

Pemandangan alam di Gili Putih Sumber Kima terlihat sangat bagus. Dari kejauhan terlihat Bukit Sumber Kima yang kini dipadati hotel dan vila yang menghadap ke Laut Bali.

Seperti namanya gili atau berarti sebuah pulau, Pantai Gili Putih Sumberkima merupakan pantai yang istimewa dengan hamparan pasir putihnya yang terangkat menyerupai pulau.

Seiring waktu, area berpasir berangsur-angsur meluas. Gili yang semula hanya berupa tumpukan pasir putih, secara alami menjadi daratan. Grup Mandasari Kimabahari Sadarwisata mengelola tempat ini dengan menanam pohon, menyediakan ayunan dan gazebo.

Pemandangan Gunung agung dan Pulau jawa serta hamparan pasir putih, menjadikan tempat ini sangat istimewa. Luas bendungan putih ini bisa berubah tergantung pasang surut air laut.

Saat pasang, luasnya kurang lebih 600 meter persegi. Dan ketika permukaan laut turun, luas daratan bisa bertambah. Di pulau ini selain berfoto, kita juga bisa bermain air, berenang atau snorkeling di airnya yang jernih.

 

Sumber : Canva

 

Bagi kamu yang ingin berlibur ke pantai Gili Putih Sumberkima, berikut beberapa tipsnya. Karena tidak ada pepohonan di pulau pasir putih ini, bisa dipastikan suasana di sini sangat panas di siang hari.

Itu sebabnya disarankan untuk datang pada pagi atau sore hari, saat dimana kamu bisa menyaksikan matahari terbenam yang indah. Setelah itu, kamu bisa kembali ke pelabuhan, menginap di penginapan sekitar .